Salah satu hasil dari kebudayaan adalah karya
sastra, baik lisan maupun tulis.
Oleh karena itu sastra lisan maupun tulis tidak akan terlepas
dari kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat. Dengan demikian dapat juga
dinyatakan bahwa kebudayaan yang mempunyai cakupan yang luas dan kompleks dapat
tercermin dalam sastra lisan maupun tulis. Sastra
merupakan pencerminan budaya suatu masyarakat. Sastra
menerima pengaruh dari masyarakat dan sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap
masyarakat.
Karungut bukanlah puisi
biasa. Karungut mewadahi dan mengekspresikan konsep budaya masyarakat Dayak. Di
dalam karungut terdapat nilai-nilai dan identitas budaya. Karungut sudah tidak lagi sering dilantunkan. Jika hal ini dibiarkan, tentu
karungut akan hilang dan menjadi sastra lisan yang mati. Perlu usaha untuk
memelihara dan melestarikan karungut agar tetap eksis di Kalimantan
Tengah. Pelestarian dan pengembangan karungut perlu dilakukan, sebab karungut
dapat dijadikan alat untuk mengembangkan karakter bangsa.
Sastra lisan daerah memiliki
kedudukan yang istimewa di tengah masyarakat. Sastra lisan daerah dapat menjadi
wahana pembelajaran untuk memahami masyarakat dan budayanya. Sastra lisan tidak
bisa dilepaskan dari konteks kebudayaan. Melalui karungut masyarakat Dayak dapat mengomunikasikan
identitas diri dan nilai-nilai budaya yang dimiliki.
Buku ini mengungkap struktur sastra lisan karungut yang
berkaitan dengan struktur dasar yang berupa bait, baris dan persajakan. Beberapa nilai budaya direpresentasikan
dalam karungut yang berhasil direkam. Tidak semua nilai budaya Dayak Ngaju terekam dan direpresentasikan dalam karungut yang
berhasil ditemukan. Nilai budaya yang direpresentasikan
dalam karungut yang berhasil direkam antara lain adalah (1) belum bahadat, (2)
mendambakan hidup rukun dan damai, (3) isen mulang, (4) handep, dan (5)
hapakat.
KARUNGUT STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA DAYAK NGAJU
Yuliati Eka Asi
Petrus Poerwadi